MAKALAH
PSIKOLOGIS ORANG TUA
Oleh :
1. Yuli
2. dkk.. tambah sendiri ya…
KAMPUSNYA TERSERAH YA……..
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Psiklogis Orang Tua”.
Didalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami, namun sebagai penulis, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, maka dari itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga di masa yang akan datang kami mampu menyusun makalah dengan jauh lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Amin…
Akhirnya, kami sampaikan terima kasih sekali lagi atas perhatian dan dukungan dari para pembaca. Wassalam.
Metro, Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................... i
Kata Pengentar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................... ....... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 3
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................... 4
A. Pengertian Orang Tua/Dewasa...................................................................... 4
B. Tugas Perkembangan Orang Dewasa ........................................................... 4
C. Ciri-ciri Orang Tua......................................................................................... 5
D. Permasalahan Orang Tua .............................................................................. 8
BAB III. PENUTUP...................................................................................................... 19
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang Tua merupakan rentangan kahidupan manusia yang paling panjang dibanding dengan masa anak-anak atau remaja. Boleh dikatakan 3/4 rentangan kehidupan manusia adalah masa dewasa dan 1/4 sisanya sebagai anak- anak dan remaja.
Pada masa ini, mulai terjadi perubahan fungsi-fungsi fisik yang dimiliki manusia. Perubahan fungsi melihat dan mendengar merupakan perubahan yang paling tampak pada masa dewasa tengah ini. Fungsi melihat berkurang dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya menurunnya daya akomodasi mata, retina mata menjadi kurang sensitive terhadap intensitas cahaya yang rendah, dan berkurangnya aliran darah pada mata . Khususnya, individu pada usia tengah baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat (Kline & Scheiber, 1985). Sedangkan fungsi mendengar berkurang, disebabkan oleh sensitivitas pada nada tinggi mulai menurun. Selain fungsi melihat dan pendengaran, juga terjadi penurunan terhadap kekuatan otot dan piringan sendi seseorang pada masa ini sehingga menyebabkan tulang-tulang bergeser lebih dekat antara satu dengan yang lainnya dan berakibat seseorang menjadi semakin pendek.
Masa dewasa akhir atau usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode dahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat. Usia enampuluhan biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut (Hurlock, 1999). Proses menua merupakan suatu proses biologis. Setelah bertahun-tahun, kondisi tubuh akan menurun, kulit menjadi kendur, berkerut, fungsi sistem jantung dan pernafasan juga menurun. Perubahan juga terjadi pada otak (Lahey, 2003). Beberapa perubahan fisik yang dihubungkan dengan proses penuaan dapat diobservasi secara langsung. Kulit individu yang menua menjadi lebih pucat, muncul bercak-bercak di kulit, kulit menjadi kurang elastis, dan seiring dengan lemak dan otot yang mulai mengendur, kulit menjadi berkerut. Muncul juga urat nadi yang menonjol pada kaki. Rambut di kepala mulai memutih dan mulai menipis serta rambut yang tumbuh di tubuh mulai menipis (Papalia, 2004)
Para ahli psikologi ada yang memandang periode kehidupan masa ini sebagai masa yang negatif, banyak masalah, masa yang menyedihkan, lemah fisik, berpenyakit dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penulisan ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Ciri-ciri Orang Tua
2. Keadaan
3. Permasalahan
4. Penyimpangan
5. Penanggulangan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah.
1. Menjelaskan tentang orang dewasa
2. Untuk mengetahui tugas-tugasnya, cara berfikir
3. Untuk melengkapi tugas mata kuliah psikologi umum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Orang Tua/Dewasa
Freud (Bischof:1976), seseorang dikatakan tua/dewasa apabila orang itu bertanggung jawab terhadap pekerjaan sehari-hari dan cinta yang telah diikrarkan khususnya kepada pasangan pernikahan. Freud juga menjelaskan bahwa seseorang dikatakan dewasa apabila mau dan mampu bertanggung jawab terhadap segala tingkah laku, pekerjaan dan karir yang dilakukan sehari-hari.
Dengan demikian orang tua/dewasa dituntut untuk mempertanggung jawabkan semua yang dilakukan bekerja memenuhi kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga sebagai wujud cinta terhadap istri dan anak-anaknya. Orang Tua/dewasa yang matang tidak takut terabaikan kepentingan dirinya sendiri dalam memproses mempertanggung jawabkan cinta yang diikrarkan.
B. Tugas Perkembangan Orang Dewasa
- Tugas Perkembangan pada Periode Pembentukan
Tugas perkembangan pada periode pembentukan artinya kemampuan yang seharusnya dicapai seseorang. Dixon dan Bouma mengemukakan seperangkat tanggung jawab yang wajib dilakukan oleh pasangannya sebagai tugas-tugas perkembangan, yaitu :
a. Menyediakan sebuah rumah tempat tinggal bagi setiap pasangan. Sesuai dengan kemauan dan kamauan pasangan itu.
b. Membangun sistem pendapatan dan pengeluaran keuangan yang paling memuaskan.
c. Membangun pola pekerjaan yang dapat disetujui sesuai peran masing-masing pasangan.
d. Mambangun pola hubungan seksual yang saling mamuaskan secara terus-menerus.
e. Mambina sistem komunikasi intelektual dan emosional.
f. Membina hubungan dengan sanak famili.
g. Membina cara-cara berinteraksi dengan kawan anggota perkumpulan dan organisasi masyarakat.
h. Menghadapi kemungkinan untuk memiliki anak dan merencanakan kelahiran anak.
i. Membangun filsafat hidup yang dapat dilaksanakan sebagai pasangan.
C. Pertumbuhan Fisik
- Ciri-ciri Pertumbuhan Fisik
Pada periode ini, penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik mencapai puncaknya dan masih dalam periode ini terjadi penurunan. Penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik mencapai puncak pada periode permulaan dewasa dan berakhir menurun pada akhir dewsa awal. Otot tangan, kekuatan dan koordinasi otot-otot, ketangkasan, dan kecepatan merespon mencapai puncaknya sebelum umur 30 tahun. Berat badan, kesehatan fisik dan daya tahan tubuh akan menurun secara berangsur-angsur. Kebanyakan orang penurunan itu berlangsung lambat sampai umur 30 tahun. Namun setelah itu kekuatan fisik akan menurun dengan tajam dan jelas terlihat (Troll, 1971).
Kebanyakan orang tua sering mengabaikan pentingnya pemeliharaan kesehatan mereka dengan melakukan gaya hdup yang salah. Mereka tidak percaya bahwa gaya hidup masa dewasa sangat menentukan kesehatan pada masa tua banyak orang muda mengembangkan pola makan buruk seperti tidak makan pagi, mengandalkan cemilan sebagai sumber makanan sepanjang hari, merokok bahkan gemar meminum-minuman keras, melalaikan latihan fisik (olah raga) yang teratur, dan tidur larut malam.
Pola kehidupan seperti ini erat sekali kaitannya dengan menurunkan kesehatan (Mussen, Honzik dan Erchon, 1982). Banyak kaitan erat antara penilaian diri sendiri dengan penampilan fisik pada orang-orang dewasa awal yang sangat mengandalkan kekuatan fisik atau peranan tubuh dalm kehidupan. Seperti para penari, olehragawan, model dan lain-lain.
- Permasalahan Fisik Pada Dewasa Awal
a. Perubahan Bentuk Fisik
Permasalahan yang dialami orang dewasa awal yang merusak penampilannya adalah kegemukan.
1) Faktor penyebab kegemukan
Faktor penyebab kegemukan adalah gaya hidup yang salah, faktor hereditas dan budaya masyarakat (Brownell 1995).
a) Gaya hidup yang salah
Misalnya banyak orang menjalani kehidupan tanpa memperhatikan kesehatan dan kebugaran tubuh, gizi, keseimbangan antara oleh raga dan hidup pasif secara fisik. Antara kebituhan tidur dan bangun dan berkebiasaan meminum minuman keras, merokok dan obat terlarang.
- Faktor Hereditas
Sejumlah orang menjadi gemuk karena bawaan dari lahir. Menurut Blundel (1948) hanya 10% remaja atau dewasa awal yang orang tuanya tidak gemuk, namun dirinya gemuk sedangkan 70% remaja gemuk karena orang tua mereka gemuk.
- Faktor Budaya Masyarakat
Kebiasaan makan yang berkembang dalam masyarakat, dan menyebabkan kegemukan. Masyarakat yang biasa makan dengan semua manis-manis, banyak lemak, dan porsi banyak mulai mengalami kegemukan pada masa dewasa awal menjadi lebih gemuk pada dewasa pertengahan.
2) Cara Mengatasi Kegemukan
- Diet
Maksudnya mengurangi atau berpantang memakan makanan yang banyak lemak dan kalori tinggi. Pertambahan berat badan pada dewasa awal memerlukan pengaturan makan yang benar. Wilson (1994) mengemukakan bahwa progam dengan cara memadukan makanan yang berkalori rendah dengan berolahraga yang intensif serta mengubah pola makan. Mamberikan hasil yang sangat memuaskan untuk menghilangkan kegemukan.
- Olahraga Yang Benar
Maksudnya, melakukan olahraga dengan cara yang benar, teratur, dan jumlah waktu yang sesuai kebutuhan.
b) Perubahan seksual
Dalam hal perubahan seksual orang dewasa awal, akan dibahas tentang: sikap dan tingkah laku heteroseksual, dan hormone seksual, menstruasi dan hormon. Tingkah laku paksaan dalam hubungan seksual, dan ganguan seksual.
1. Sikap dan tingkah laku heteroseksual
Adalah hubungan antara lawan jenis atau antara pria dan wanita. Hubungan seksual baru diperoleh setelah menjalani pernikahan. Sikap dan tingkah laku berhubungan seks-seks heteroseksual secara bebas bertentangandengan nilai moral, baik nilai adat maupun agama.
2. Sikap dan tingkah laku homoseksual
Mengapa ada orang yang melakukan tingkah laku homoseksual? Jawabannya adalah karena lemahnya nilai-nilai moral dan adat istiadat
D. Ciri-ciri Orang Tua
Batasan orang tua secara kronologis terentang dari usia 20 – 70 tahun yang dapat dikelompokkan menjadi tiga masa, yaitu dewasa muda (20-40 tahun), tengah baya (40-55), dan tua/lanjut usia (55-70). Secara psikologis, sepanjang usia tersebut terjadi perubahan psiko-fisis yang dipengaruhi secara fungsional baik oleh faktor hereditas, lingkungan, maupun kematangan. Aspek-aspek psiko-fisis yang mengalami perubahan meliputi fisik-psikomotorik, intelek, sosial-emosional, gaya hidup, dan kepribadian.
Ciri-ciri psikologis orang tua (Gordon Allport):
(1) Adanya usaha pribadi pada salah satu lapangan yang penting dalam kebudayaan, seperti pekerjaan, politik, agama, seni, dan ilmu pengetahuan;
(2) Kemampuan untuk mengadakan kontak yang hangat dalam hubungan-hubungan yang fungsional maupun tidak fungsional;
(3) Adanya suatu stabilitas batin yang fundamental dalam dunia perasaan dan dalam hubungannya dengan penerimaan diri sendiri;
(4) Pengamatan, pikiran, dan tingkah laku menunjukkan sifat realitas yang jelas, tetapi masih ada relativitasnya;
(5) Dapat melihat diri sendiri seperti adanya dan melihat segi kehidupan yang menyenangkan; dan
(6) Menemukan suatu bentuk kehidupan yang sesuai dengan gambaran dunia atau filsafat hidup yang dapat merangkum kehidupan menjadi suatu kesatuan.
Fase Generativitas VS Stagnasi dari Erikson
Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah baya menghadapi persoalan hidup yang signifikan-generativitas vs stagnasi, adalah nama yang diberikan Erikson pada fase ketujuh dalam teori masa hidupnya. Generativitas mencangkup rencana-rencana orang dewasa yang mereka harap dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi selanjutnya.
Sebaliknya, stagnasi (disebut juga “penyerapan-diri”) berkembang ketika individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagi generasi berikutnya. Orang dewasa tengah baya mengembangkan generativitas dengan beberapa cara yang berbeda (Kotre, 1984).
Melalui generativitas biologis, orang dewasa hamil dan melahirkan anak. Melalui generativitas parental (orang tua), orang dewasa memberikan asuhan dan bimbingan kepada anak-anak. Melalui generativitas kultural, orang dewasa menciptakan, merenovasi atau memelihara kebudayaan yang akhirnya bertahan. Dalam hal ini objek generatif adalah kebudayaan itu sendiri.
Melalui generativitas kerja, orang dewasa mengembangkan keahlian yang diturunkan kepada orang lain. Dalam hal ini, individu generaf adalah seseorang yang mempelajari keahlian.
Melalui generativitas, orang dewasa mempromosikan dan membimbing generasi berikutnya melalui aspek-aspek penting kehidupan seperti menjadi orang tua (parenting), memimpin, mengajar dan melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat (Mc Adams, 1990). Orang dewasa generatif mengembangkan warissan diri yang posif dan kemudian memberikannya sebagai hadiah pada generasi berikutnya.
Perkembangan orang dewasa. Novice phase adalah waktu untuk eksperimentasi yang bebas dan waktu untuk menguji impian di dunia nyata. Kira-kira pada usia 28 sampai 33 tahun, individu mengalami periode transisi dimana ia harus menghadapi persoalan penentuan tujuan yang lebih serius.
Pada usia 30-an, individu biasanya berfokus pada keluarga dan perkembangan karir. Pada tahu-tahun berikutnya pada periode ini, individu memasuki fase Becaming One’s Own man (atau BOOM, Menjadi diri Sendiri).
Pada usia 40, individu telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya dan sekarang harus melihat ke depan pada jenis kehidupan yang akan dijalaninya sebagai orang dewasa usia tengah baya.
Menurutnya, perubahan ke masa dewasa tengah berlangsung kira-kira 5 tahun dan mengharuskan orang dewasa untuk berusaha mengatasi empat konflik utama yang telah ada dalam kehidupannya sejak masa remaja: (1) menjadi muda vs. menjadi tua, (2) menjadi destruktif vs. menjadi konstruktif, (3) menjadi maskulin vs. menjadi feminism, dan (4) terikat pada otang lain vs. terlepas dari mereka.
Menurutnya, keberhasilan transisi paruh baya kehidupan terletak pada seberapa efektif individu mengurangi sifat-sifat barlawanan dan menerima masing masing dari mereka sebagai integral dari keberadaanya.
E. Permasalahan Orang Tua
Issue mengenai penurunan intelektual selama tahun-tahun masa dewasa merupakan suatu hal yang provokatif (Santrock, 2004). David Wechsler (1972), yang mengembangkan skala inteligensi, menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual, karena adanya proses penuaan yang dialami setiap orang. Sementara, John Horn (1980) berpendapat bahwa beberapa kemampuan memang menurun, sementara kemampuan lainnya tidak. Horn menyatakan bahwa kecerdasan yang mengkristal (crystallized intelligence=yaitu sekumpulan informasi dan kemampuan-kemampuan verbal yang dimiliki individu) meningkat, seiring dengan peningkatan usia. Sedangkan kecerdasan yang mengalir (fluid intelligence=yaitu kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak) menurun secara pasti sejak masa dewasa madya.
Pendapat tersebut dipertanyakan Paul Baltes (1987) dan K Warner Schaie (1984), karena metode yang digunakan Horn adalah cross-sectional, sehingga factor individual differences, seperti perbedaan kohort, tidak diperhatikan, padahal mungkin akan sangat berpengaruh, sehingga kalau pun ditemukan perbedaan antara subjek yang berusia 40 tahun dengan subjek yang berusia 70 tahun, mungkin bukan karena factor usia, melainkan kesempatan memperolah pendidikan, misalnya.
Schaie sendiri mengadakan penelitian longitudinal tentang hal tersebut (1984), dan memperoleh hasil bahwa ternyata tidak ditemukan penurunan intelektual pada masa dewasa, setidaknya sampai usia 70 tahun. Pada tahun 1994, Schaie kembali mengadakan penelitian dan menemukan bahwa penurunan di dalam kemampuan-kemampuan mental rata-rata dimulai pada usia 74 tahun.
Kecepatan memproses, mengingat, dan memecahkan masalah
Dari banyak penelitian (Baltes, Smith & Staudinger, in press;; Dobson, dkk, 1993; Salthouse,1992, 1993, in press; Salthouse & Coon, 1993; Sternbern & McGrane, 1993), diterima secara luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Penelitian lain membuktikan bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang abstrak atau sederhana. Denney menemukan bahwa kecakapan untuk menyelesaikan problem-problem praktis, sebenarnya justru meningkat pada usia 40-an dan 50-an. Pada penelitian lain Denney juga menemukan bahwa individu pada usia 70-an tidak lebih buruk dalam pemecehan masalah-masalah praktis bila dibandingkan mereka yang berusia 20-an.
Pendidikan, Pekerjaan, dan Kesehatan Pada Dewasa Lanjut
Pendidikan, pekerjaan dan kesehatan adalah 3 komponen penting yang berpengaruh terhadap fungsi kognitif individu berusia lanjut. Ketiga komponen ini juga merupakan factor-faktor yang sangat penting untuk memahami mengapa pengaruh kohort (kelompok umur) perlu dimasukkan dalam laporan ketika mempelajari fungsi kognitif dari orang-orang dewasa lanjut.
Pendidikan
Fasilitas pendidikan, semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga generasi sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Pengalaman-pengalaman di dunia pendidikan, ternyata berkorelasi positif dengan hasil skor pad tes-tes inteligensi dan tugas-tugas pengolahan informasi (ingatan) (Verhaegen, Marcoen & Goossens, 1993).
Dinegara-negara maju, beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang lebih tinggi. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain: 1) ingin memahami sifat dasar penuaan yang dialaminya. 2) ingin mempelajari perubahan social dan teknologi yang dirasakan mempengaruhi kehidupannya. 3) ingin menemukan pengetahuan yang relevan dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan yang relevan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan masyarakat dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat berkarier secara optimal dan mampu bersaing dengan generasi sesudahnya. 4) ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal untuk mengadakan penyesuaian diri dengan lebih baik pada masa pensiunnya.
Pekerjaan
Searah dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum mengarah ke orientasi kognitif, seperti generasi sesudahnya. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga dewasa lanjut yang “harus” tersingkir dari dunia kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi yang berikutnya.
Kesehatan
Tidak bisa dipungkiri bahwa fasilitas kesehatan sekarang ini jauh lebih baik dibanding masa-masa sebelumnya, padahal dari hasil penelitian kondisi kesehatan berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual individu (Hultsch, Hammer & Small, 1993). Seperti satu hasil penelitian yang menemukan bahwa hipertensi ternyata berkorelasi dengan berkurangnya performance pada tes WAIS pada individu berusia di atas 60 tahun (Wilkie & Eisdorfer, 1971). Semakin tua, semakin banyak masalah kesehatan yang dihadapi (Siegler & Costa, 1985). Jadi beberapa penurunan kemampuan intelektual yang ditemukan pada orang-orang dewasa lanjut sangat mungkin disebabkan oleh factor-faktor yang terkait dengan kesehatan daripada factor usia semata.
Selain fasilitas kesehatan, ternyata gaya hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisiknya. Pada satu penelitian ditemukan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan kecakapan kognitif pada Subjek pria dan wanita berusia 55-91 tahun (Clarkson, Smith & Hartley, 1989). Orang-orang yang giat berolahraga memiliki kemampuan penalaran, ingatan dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang/tidak pernah berolah raga. Penelitian berikutnya (Park, 1992; Stones & Kozman, 1989) menyetujui bahwa olah raga merupakan factor penting untuk meningkatkan fungsi-fungsi kognitif pada orang dewasa lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktivitas berolah raga pada dewasa lanjut ini adalah pemilihan jenis olah raga yang akan dijalani, harus disesuaikan dengan usia Subjek, dalam arti kondisi fisik individu. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis yang kompeten dalam masalah ini.
Usia tengah baya merupakan suatu waktu dalam hidup dimana terjadi banyak peristiwa besar yang memaksa kita untuk mengadakan penataan kembali. Penilaian kembali ini diadakan bukan hanya karena seseorang memasuki usia 36 atau 39 tahun, bukan juga karena kehidupan pernikahan menjadi tawar atau karena mengalami suatu kehilangan yang menimbulkan trauma dalam kehidupan. Penataan kembali ini tampaknya terjadi karena adanya satu gabungan faktor- faktor berikut yang bertemu dalam usia tengah baya.
Stres apakah yang dimaksud di sini?
1. Pandangan kebudayaan kita saat ini mengenai pemuda dan usia.
2. Situasi pernikahan yang tidak bahagia atau hampir tidak hadirnya suatu kehidupan pernikahan.
3. Krisis usia tengah baya dari teman hidup kita sendiri.
4. Tuntutan dari anak-anak dan keinginan mereka yang semakin bertambah.
5. Prioritas karier.
6. Penumpukan kehilangan traumatis seperti: kematian, sakit, atau menjadi tua.
7. Desakan dari dalam diri kita agar mewujudkan impian hidup kita.
8. Keharusan untuk menilai kembali masa lampau dan merencanakan masa yang akan datang.
Dalam usia tengah baya, laki-laki dan perempuan sangat mirip dalam beberapa bidang: Keduanya dipengaruhi tekanan kebudayaan mengenai masa muda dan keduanya menyadari akan tubuh mereka yang semakin tua. Akan tetapi mereka jelas berbeda dalam beberapa bidang :
1. Karier
Seorang pria yang memasuki usia tengah baya bertanya, "Mengapa saya harus bekerja? Apa yang telah saya capai dalam hidup saya? Bagaimana saya dapat memperlambat atau mengarahkan kembali tenaga saya untuk mengalami karier yang lebih berarti?" Tetapi wanita tengah baya akan bertanya, "Kapan saya dapat mulai bekerja? Bagaimana saya dapat mengembangkan karier saya?" Ia memikirkan kemungkinan
bersekolah kembali guna meraih gelarnya. Ia memikirkan untuk dapat mengikuti seminar-
seminar. Singkatnya, ia sungguh-sungguh mulai berkembang dengan cita-cita kariernya.
2. Keintiman
Seorang pria bersikap intim pada awal pernikahannya untuk mengokohkan pernikahannya, tetapi kemudian konsentrasinya beralih pada kariernya, yang telah menjadi pusat hidupnya sepanjang tahun ketika anak-anak masih berada di rumah. Tetapi pada waktu ia memasuki saat krisis usia tengah baya, ia mulai memikirkan hubungan antarpribadi yang telah hilang, terutama hubungannya dengan anak- anaknya. Ia juga menghendaki agar istrinya menjadi pacar dan kekasihnya, bukan hanya sekadar seorang ibu dan pengelola rumah tangga saja.
Wanita tengah baya sering menukar keintiman dengan sikap yang tegas. Ia melihat dengan jelas ke mana ia menuju dan mulai mencapai sasarannya. Kadang-kadang, wanita tengah baya yang berorientasi pada sasaran mengorbankan beberapa kualitas keintiman yang sebelumnya dilakukan untuk mencapai sasaran hidupnya. Mungkin ia kembali mengikuti kuliah secara penuh sebagai seorang mahasiswa. Ini merupakan waktu yang sempit dan jika ia terlalu letih pada akhir hari itu dan tidak dapat berbicara lagi maka pembicaraan harus ditunda sampai keesokan harinya lagi.
3. Sikap tegas
Pria usia tengah baya yang selama ini menjadi pemegang kemudi dan pendorong, dalam sebagian besar dari kehidupan pernikahannya, kini mulai mundur ke belakang, mulai bersenang-senang, dan mulai menikmati beberapa hal yang telah dicapainya. Ia menghendaki masa liburan yang lebih banyak, "Marilah kita keluar kota untuk berakhir pekan lebih lama sedikit", "Marilah kita sedikit bersantai."
Wanita tengah baya melakukan yang sebaliknya. Ia berkata, "Saya ingin kembali kuliah. Saya ingin maju terus. Segala sesuatu akhirnya tiba ke tempat di mana saya mampu bergerak maju. Marilah kita bergerak maju.
Pandangan terhadap keluarga. Pada awal usia tengah baya pria melalaikan keluarganya sementara ia memusatkan pada kariernya. Sekarang ia sedang menghadapi rasa penyesalan yang dalam dan merasa bersalah, karena ia berharap untuk dapat mengalami kembali sebagian dari saat-saat itu. Tomy berkata, "Saya benar-benar berhasil sebagai seorang usahawan, tetapi pada waktu saya menuju proses keberhasilan itu, saya kehilangan anak-anak saya."
Wanita usia tengah baya telah memakai sebagian besar waktunya dengan keluarganya. Sekarang ia telah siap menghadapi suatu tantangan baru dalam hidupnya. Ini tidak berarti bahwa ia tidak mempedulikan keluarganya, tetapi keluarga sekarang tidak menduduki tempat yang terlalu penting dalam hidupnya.
4. Seksualitas
Selama masa usia tengah baya, kapasitas seksual seorang pria menjadi perhatiannya yang terutama. Nafsu seksualnya sekarang lebih lambat ketimbang dahulu ketika mencapai puncaknya pada masa remajanya; ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai ereksi dan berejakulasi. Tetapi seorang pria pada usia empat puluhan adalah seorang kekasih yang jauh lebih efektif. Ia memahami kebutuhan istrinya dengan lebih utuh dan nafsu seks yang lebih lambat menyebabkan hubungan seksualnya lebih memuaskan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang dimaksud dengan dewasa adalah orang yang memiliki tanggung jawab terhadap tingkah laku, pekerjaan, dan cinta yang telah diikrarkan. Dari segi umur maka orang dewasa adalah orang berumur antara 18 sampai 65 tahun.
Orang dewasa yang perkembangannya normal memperlihatkan kepribadian yang khas, seperti orientasi tugas, tujuan hidup dengan filosofi yang jelas, terbuka terhadap kritikan, mengendalikan emosi, bertanggung jawab terhadap keputusan yang dilakukannya, dan dapat menampilkan tugas-tugas perkembangannya.
B. Saran
Dalam pembuatan tugas ini saya penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, maka dari itu saya mohon maaf atas kekurangan dan segala kesalahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Santrok, John W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar